Dinkes Gelar Kegiatan Penggerakan Massa Aksi Bergizi di Tingkat Prov. Kalteng Tahun 2023
yl
![Dinkes Gelar Kegiatan Penggerakan Massa Aksi Bergizi di Tingkat Prov. Kalteng Tahun 2023](/files/berita/19062023072612_0.jpg)
Hai Kalteng - Palangka Raya - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng) melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan Penggerakan Massa Aksi Bergizi di Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2023, dengan mengumpulkan kurang lebih 1.000 pelajar, bertempat di SMA Negeri 5 Palangka Raya, Jumat (16/6/2023).
Kadiskes Prov. Kalteng Suyuti Syamsul dalam sambutannya mengatakan, pencegahan masalah gizi pada anak usia remaja bisa dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi seimbang.
(Baca Juga : Pentingnya Menjaga Etika di Media Sosial)
![Dinkes Gelar Kegiatan Penggerakan Massa Aksi Bergizi di Tingkat Prov. Kalteng Tahun 2023](/files/berita/19062023072612_1.jpg)
Hal ini dapat dicapai dengan melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif oleh seluruh pihak terkait agar para remaja yang kelak akan menjadi orang tua dapat menghasilkan generasi yang unggul dan sehat.
"Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di Indonesia dan dapat dialami oleh berbagai kalangan umur. Untuk mengatasi hal tersebut berbagai macam cara dilakukan oleh Pemerintah, salah satunya dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang diberikan sebanyak satu tablet per minggu selama satu tahun bagi remaja putri yang berusia 12 -18 tahun. Namun, prevalensi anemia pada remaja putri masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kepatuhan untuk minum mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) tersebut," imbuh Kadiskes.
![Dinkes Gelar Kegiatan Penggerakan Massa Aksi Bergizi di Tingkat Prov. Kalteng Tahun 2023](/files/berita/19062023072612_2.jpg)
Lebih lanjut ia menambahkan kualitas kesehatan remaja menjadi kunci penting dalam mencegah stunting. Intervensi untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting dapat dilakukan pada siklus daur hidup di tahap remaja, yang merupakan calon ibu.
Remaja yang telah dipersiapkan sejak dini untuk mengetahui permasalahan stunting berarti kita telah mempersiapkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup dalam pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting.
“Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius dan masih menjadi tantangan di dunia. Kejadian stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk di Indonesia khususnya Kalimantan Tengah,” terangnya.
"Kegiatan Aksi Bergizi ini merupakan salah satu upaya strategi dalam meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD pada remaja putri. Harapan kami, para remaja putri untuk dapat konsisten mengkonsumsi TTD secara teratur agar terhindar dari anemia," tutupnya
Perlu diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi kronis di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini salah satunya disebabkan oleh kualitas kesehatan anak-anak dan remaja yang kurang mendapatkan asupan gizi seimbang, juga remaja putri yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
Dengan adanya permasalahan tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan aktivasi kegiatan Aksi Bergizi yang di-launching pada tahun 2022 dan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Kegiatan Aksi Bergizi ini dilaksanakan dengan tiga intervensi utama, yaitu: sarapan dan minum Tablet Tambah darah (TTD) bersama di sekolah setiap minggu; edukasi gizi yang bersifat multisektor dengan tujuan mempromosikan asupan makanan yang sehat dan aktivitas fisik; serta komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif.
Selain kegiatan Penggerakan Massa Aksi Bergizi, pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan sosialisasi pencegahan Perkawinan Usia Anak (PUA) yang narasumbernya adalah Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Linae Victoria Aden dan Kepala Perwakilan BKKBN Prov Kalteng Jeanny Yola Winokan. (Sumber : Diskominfo Kalteng)
- Tinggalkan Komentar