Forum Kerukunan Umat Beragama Kalteng Laksanakan Semiloka Pelestarian Hutan dan Lingkungan
yd
Hai Kalteng - Palangka Raya - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalteng yang didukung oleh WWF Indonesia melangsungkan dialog untuk mengulas dan menyepakati rumusan penting yang harus ditransformasikan dalam bentuk aksi bagi alam, bertempat di hotel Luwansa, kota Palangka Raya, Senin, 25 Nopember 2024.
Penurunan kondisi lingkungan memicu keprihatinan sekaligus panggilan kuat kepada pemuka-pemuka agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama Kalimantan Tengah untuk menyuarakan gagasan dan tawaran solusi melalui aksi bersama, bahu-membahu menyuarakan keprihatinan dan menawarkan aksi. Sehingga setiap orang, umat, jamaah dan komunitas terpanggil untuk menunjukkan aksi dalam upaya menahan kerusakan alam lingkungan di Kalteng. Deforestasi dan degradasi lingkungan yang memicu terjadinya banjir, kebakaran, polusi dan pendangkalan sungai, alih fungsi lahan, dan tingginya angka lahan kritis adalah sebagian permasalahan yang diuraikan para tokoh dan pemuka agama termasuk akibatnya terhadap fragmentasi habitat satwa liar.
(Baca Juga : Kemendag blokir 1.222 situs web perdagangan berjangka komoditi ilegal)
Drs. H. Riduan Syahrani, M.Si FKUB dalam sambutannya menghimbau para pemimpin dan umat beragama ikut aktif dalam menjaga, merawat, melestarikan, kekayaan bumi Tambun Bungai mengingat Hubbul Wathan Minal Iman yang memiliki arti mencintai tanah air/daerah bagian dari iman.
"Melalui kegiatan ceramah, dakwah, pertemuan dan khotbah umat selalu diingatkan bahwa kerakusan manusia membawa dampak kerusakan pada alam dan mengakibatkan kesengsaraan bagi manusia seperti bencana banjir, kabakaran," tuturnya.
Sementara itu pimpinan wilayah Muhamadiyah Kalimantan Tengah, Dr. H. Abu Bakar H.M, M.Ag meningatkan akan kondisi yang dihadapi sekarang ini.
"Hakekat manusia adalah bagian integral dari alam, karena alam merupakan cerminan dari kekuasaan Ilahi, langkah untuk berdamai dan hidup harmonis dengan alam adalah jalan terbaik," tegasnya.
Melanjutkan pemikiran tersebut Uskup Palangka Raya, Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF, mengingatkan ajaran Paus Fransiskus yang mengunjungi Indonesia beberapa waktu lalu. "Ajaran LAUDATO SI-Terpujilah Engkau, “Manusia haruslah mengekspresikan rasa syukur karena Tuhan telah menganugerahkan bumi Ibu Pertiwi yang mengasuh dan memelihara dan memberikan tumbuhan, buah-buahan, dan segala sesuatu mencukupkan kebutuhan manusia," ungkapnya.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalteng Dr. M. Mukhlas Raziqin, S.Si, M.A.P, C.Med mengangkat perspektifnya dengan trilogi relasi Hablum Minallah, "hubungan antara individu dengan Allah, Hablum Minannas, hubungan antara individu dengan sesama, dan Hablum Minal Alam, hubungan antara individu dengan alam sekitar," ungkapnya seraya mengulas contoh ayat yang berorientasi pada tanggung jawab dan aksi dalam upaya melestarikan alam, lingkungan.
Melanjutkan, Perwakilan agama Buddha dari FKUB Kalteng, Partiyem, S.Ag., M.Si., M.Pd menegaskan bahwa, ”Semua fenomena di alam semesta merupakan hubungan sebab akibat, saling mempengaruhi dan saling bergantung. Segala sesuatu yang dilakukan manusia akan mengakibatkan sesuatu yang dampaknya akan dirasakan kembali oleh manusia. Hidup selaras dengan alam tanpa merusaknya adalah hal yang sepatutnya dilakukan," tutupnya.
Perwakilan PGI Palangka Raya, Pendeta Ayang Setiawan mengingatkan kembali ajaran gereja protestan bahwa, “Karya penyelamatan dan pendamaian Yesus Kristus menekankan misi gereja dalam menghargai dan mengupayakan keutuhan ciptaanNya demi kemuliaan Allah, melalui upaya memperbaiki dan memulihkan keadaan yang sudah rusak," ungkapnya.
Kemudian, Perwakilan dari umat Kaharingan, Parada L. KDR mengangkat contoh bahwa hidup selaras dan menghormati alam telah tercermin sejak leluhur, “Pukung Pahewan adalah bentuk perlindungan dan pemuliaan terhadap alam dan hutan yang bernilai penting untuk kelangsungan hidup manusia, sayangnya nilai nilai sakral tersebut semakin terkikis bersamaan dengan bergesernya nilai tanggung jawab manusia masa kini," tutupnya.
Manajer Program WWF Indonesia Kalteng, Okta Simon menyampaikan pada kegiatan semiloka ini tidak hanya menjadi sebuah acara seremonial semata, namun akan menemukan beberapa rumusan dan kesepakatan yang akan ditindaklanjuti dalam agenda bersama.
“Kita akan menghidupkan ide dan gagasan dari FKUB ini. Kita kuatkan jaringan kerukunan umat beragama sebagai upaya penyadartahuan dan kesadaran bersama untuk setiap orang agar meneruskan aksi tindakan nyata terhadap pemulihan dan pelestarian alam, hutan dan sumber dayanya."
Kegiatan dihadiri dan difasiltasi oleh Prof.Dr Bulkani, M.Pd, Dr. Marko Mahin, S.Th, MA, Dr. Asep Solihin, Yuliana, S.Sos, MA dan didukung oleh WWF Indonesia. Semiloka ini kedepan, diharapkan akan menghasilkan rumusan dan aksi kampanye kesadaran terkait dengan mitigasi perubahan iklim, pencegahan kebakaran dan banjir, penguatan regulasi, transparansi, pengalihan mata pencaharian yang lebih ramah lingkungan, pendidikan yang lebih berwawasan lingkungan, pola pembangunan yang inklusif, penegakan hukum, memperbanyak pelibatan dan dialog antar dan lintas sektor.
- Tinggalkan Komentar